Sunday, 18 May 2025

Kapolres Belawan Tembak Remaja Tawuran

 

Satu Remaja Meninggal dunia

Medan, Sumatera Utara – Subuh belum sepenuhnya merekah di langit Medan, Minggu 4 Mei 2025, ketika dentuman senjata menggema di Tol Belmera, tepatnya di wilayah Kecamatan Medan Labuhan. Di tengah kekacauan tawuran antar kelompok remaja yang menyerbu hingga ke jalan tol, satu tembakan menjadi akhir tragis bagi M Suhada, remaja 15 tahun asal Belawan. Korban menghembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara.

Tembakan itu dilepaskan oleh orang yang mestinya menjadi pelindung masyarakat: AKBP Oloan Siahaan, Kapolres Pelabuhan Belawan. Versi resmi menyebut, saat itu Oloan melintas dan kendaraannya dilempari batu oleh kelompok remaja yang tawuran. Dia turun untuk melerai. Namun, menurut penjelasan Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, Oloan justru diserang, dan setelah tembakan peringatan diabaikan, dia melepaskan tembakan ke arah kerumunan dalam kondisi gelap.

Akibatnya dua remaja tertembak. MS tewas. Remaja lain, R, hingga kini dirawat intensif. 20 orang ditangkap dalam penyisiran, 14 di antaranya positif narkoba jenis ganja.

Di tengah panasnya situasi, suara untuk mengurai masalah Belawan secara menyeluruh mulai digaungkan. Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam, angkat bicara saat berkunjung ke Medan, Selasa lalu. Ia menekankan perlunya pendekatan komprehensif untuk mengatasi konflik sosial yang akut di Belawan.

“Siapa pun yang peduli, ayo kerja sama—pemerintah provinsi, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat—semua harus turun tangan,” ujar Anam. Dia mengingatkan bahwa polisi bukan satu-satunya aktor dalam mengatasi masalah kompleks seperti tawuran dan narkoba yang membelit kawasan ini.

Sebagai bentuk akuntabilitas, Polda Sumut mengambil langkah cepat. AKBP Oloan dinonaktifkan dari jabatannya untuk memudahkan pemeriksaan. Tim khusus (timsus) yang diketuai Irwasda dan melibatkan Propam, Reskrimum, dan Labfor dibentuk untuk menyelidiki secara transparan. Kompolnas juga diundang untuk memonitor langsung proses ini.

Kapolda Whisnu menyampaikan duka cita atas kematian MS. “Kami turut berduka cita kepada adik kita yang terkena peluru. Namun Polri harus tetap menjaga keamanan dan memastikan keadilan dalam proses ini.”

Belawan kini berada di persimpangan. Tawuran remaja bukanlah hal baru, tapi kematian akibat peluru aparat membuat luka sosial menganga lebar. Di tengah kekacauan, muncul desakan agar penanganan tak lagi parsial. Karena yang dipertaruhkan bukan sekadar hukum tapi masa depan anak-anak Belawan.(SM)