MEDAN – Di balik semangat membara anak-anak muda yang mengejar bola di tengah terik dan hujan, Sumatera Utara kembali menemukan denyut lamanya: sepak bola sebagai semangat kolektif. Dan kini, mimpi itu beresonansi hingga level dunia.
Tim Nasional Sepak Bola Indonesia U-17 dijadwalkan menjalani pemusatan latihan nasional (TC) di Sumatera Utara, sebagai bagian dari persiapan menuju Piala Dunia U-17 2025 di Qatar. Sebuah kebanggaan besar bagi tanah Deli, yang terakhir kali menjadi magnet bola nasional puluhan tahun lalu lewat nama besar seperti Marahalim Cup.
“Kita akan bikin besar juga,” kata Exco PSSI Arya Sinulingga dalam pernyataan resminya di Medan, Sabtu (7/6). “Kemarin Pak Erick Thohir juga sudah mengundang tiga negara peserta Piala Dunia U-17 untuk uji coba. Kita ingin Sumut jadi panggungnya.”
Rencana besar ini dijadwalkan bergulir 10–18 Agustus 2025, dengan uji coba internasional melibatkan tim-tim muda dari negara lain yang juga sudah mengantongi tiket ke Qatar. Sumut tak hanya jadi tempat latihan, tapi juga arena persahabatan dunia sepak bola usia muda.
Tiga lapangan disiapkan untuk mengakomodasi kebutuhan latihan dan pertandingan Lapangan Kebun Bunga, Medan, Lapangan Sepak Bola Jalan Pancing, Stadion Utama Sumut, Deli Serdang
“Tadi kita sudah melihat fasilitasnya. Cukup baik dan cukup bagus. Ini bisa menggairahkan semangat bola kita lagi,” ujar Arya. Dalam nada yang lebih dari sekadar teknis, ia seakan merangkul masa lalu dan masa depan sepak bola Sumut dalam satu nafas.
Tak hanya PSSI, dukungan juga mengalir dari Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution. Ia mengaku telah meninjau langsung Lapangan Kebun Bunga dan berkoordinasi dengan Pemkot Medan. “Ini atas pengajuan dari Bang Arya dan PSSI Sumut. Kita siap support total,” ujarnya.
Di level kota, semangat itu juga ditangkap hangat oleh Wakil Wali Kota Medan, H. Zakiyuddin Harahap. “Kita sambut baik. Ini bukan sekadar pertandingan, ini pengingat bahwa Medan masih punya darah sepak bola,” ucapnya.
Pemusatan latihan ini bukan hanya soal strategi, formasi, dan stamina. Ini juga tentang identitas daerah yang kembali dipanggil untuk berkontribusi bagi Merah Putih. Tentang anak-anak muda yang tumbuh di gang-gang sempit dan lapangan tak rata, kini bisa menyaksikan generasi sebaya mereka bersiap melawan dunia di tanah sendiri.(SM)